Aku Mau Kuliah di Korea
Ini adalah salah satu keputusan besar dalam hidupku. Berawal dari berbagai kegalauan yang mengganggu, maka aku putuskan aku akan kuliah S2 ke Korea Selatan.
Gimana sih awal mulanya aku bisa memutuskan mau lanjut S2? Berawal dari bulan Mei tahun 2017, perusahaan tempatku bekerja mengalami kesulitan keuangan karena tidak mendapatkan proyek untuk dikerjakan. Keadaan tersebut memaksa perusahaanku untuk mengurangi jumlah karyawan. Beberapa dari temanku resign dan beberapa dari mereka diistirahatkan sampai waktu yang belum bisa ditentukan. Karena keadaan tersebut, karyawan yang tersisa tinggal 12 orang. Keadaan tersebut membuatku kehilangan semangat bekerja. Dalam keadaan kekurangan motivasi, aku berusaha mencari kesempatan yang lebih baik. Berkat dorongan dari sahabat-sahabat masa kuliah, aku mendaftar rekrutmen CPNS dan dua perusahaan BUMN, yaitu Pertamina dan Semen Indonesia. Rekrutmen Pertamina dimulai Bulan Juli, sayangnya aku hanya lolos hingga interview psikolog melalui skype. Rekrutmen Semen Indonesia dimulai Bulan Agustus hingga Oktober, sekali lagi sayangnya aku hanya lolos sampai tahap interview user. Rekrutmen CPNS pun aku hanya lulus di tes CAT namun tidak lolos ke tahap selanjutnya.
Di sela-sela melakukan rekrutmen tersebut aku mendapat informasi scholarship opportunity untuk master degree oleh seorang profesor di PKNU, Busan. Informasi tersebut aku dapatkan dari salah seorang teman kuliahku yang terlebih dahulu kuliah di sana. Sudah sejak lama aku memiliki cita-cita untuk melanjutkan sekolah di luar negeri. Namun, aku tidak pernah tertarik untuk kuliah di Korea Selatan (meskipun aku penggila kpop dan kdrama). Kesempatan dapat datang dari mana saja, jadi tidak ada salahnya untuk dicoba. Aku mengirimkan email tertarik dengan beasiswa tersebut pada pertengahan Oktober tepat pada deadline. Aku tidak berharap banyak pada beasiswa ini. Nothing to lose pokoknya.
Pertengahan November temanku yang mengkoordinasikan beasiswa mengabarkan, bahwa aku tidak dapat menerima beasiswa dari profesor yang aku daftar karena sudah terisi oleh orang lain. Namun, terdapat profesor dari laboratorium lain yang telah membaca CV-ku dan tertarik untuk merekrut aku. Aku harus secepatnya memutuskan untuk mengambil kesempatan tersebut atau tidak. Berbagai pikiran pun menyelingkupi pikiranku. Apakah aku benar-benar ingin lanjut S2? Setelah S2 mau ngapain? Apakah lebih mudah mencari kerja setelah S2? Bagaimana kalau aku kehilangan kesempatan untuk menjadi PNS atau karyawan BUMN kalau aku lanjut S2? Apakah aku benar-benar sanggup lanjut belajar lagi?
Setelah berkonsultasi dengan orang tua, aku mantap untuk lanjut belajar meskipun pikiran-pikiran galau tersebut masih ada. Setiap keputusan pasti ada risikonya, dan aku mengambil risiko itu. Kapan lagi aku akan lanjut S2? Umurku sudah hampir seperempat abad, aku juga memiliki keinginan untuk membangun rumah tangga meski belum ada jodohnya. Kalau sudah berumah tangga, kesempatan untuk lanjut sekolah di luar negeri pasti lebih banyak yang dipikirkan.
Komentar
Posting Komentar