Di undangan kerja praktek dari cpi tertulis bahwa aku harus datang ke HR TS cpi rumbai tanggal 1 pukul 8-11. Jam 6 pagi aku dan rahma berangkat ke rumbai naik taksi. Perjalanan ditempuh selama 40 menit dengan argo taksi sebesar Rp 120.000 :( mahaaal. Memasuki camp cpi, suasananya seperti bera-da di perumahan khas kota-kota di film Amerika. Penjagaannya pun sangat ke-tat. Tidak sembarang orang bisa masuk. Pagi itu kantor HR TS belum buka dan kita menunggu di depan kantor. Setelah waktu menunjukkan pukul 7.30, kita bertanya salah seorang karyawan ke mana kita harus menuju. Kita diarahkan ke sebuah ruangan semacam meet-ing room. Sambil menunggu anak kp yang lain aku mengobrol dengan rahma cerita kalau aku membaca sebuah blog pengalaman kp di cpi dan undangan yang diterimanya beda dengan milik kita. Undangan milik penulis itu diwajib- kan membawa fotokopi buku tabungan untuk mengganti ongkos transportasi ke Riau sedangkan ...
Halooo yorobun??? Gambaran memikirkan hidup di Namsan Tower. Orang-orang kok gampang banget dapet jodoh LOL Ini blog kayanya cuma diisi setahun sekali buat merefleksi hidup yah. Setahun belakangan ini bisa dibilang hidupku baik-baik saja. Ada halangan dan rintangan tapi bisa menyelesaikannya dengan baik. Aku juga sudah bisa berani menerapkan batasan dalam berhubungan dengan orang lain. Aku juga sering memvalidasi feelingku sendiri. Merasa negatif itu ngga apa-apa, perasaan itu hanya sementara. Salah satu hal yang paling menyenangkan adalah, sekarang aku tinggal sendiri. Sebenarnya agak berat juga di keuangan. Aku jadi gabisa saving banyak tapi gapapa selama uangnya masih cukup. Kadang aku juga merasa ditinggal main karena gapunya roommate jadi gapunya temen main. Tapi gapapa dan untungnya aku suka main sendiri juga. Aku jadi lebih bisa menjadi diriku sendiri dan itu menyenangkan. Kehidupan labku juga lebih baik dari lab yang sebelumnya. Aku bisa menetapkan batasan dengan teman-tem...
Aku orang yang susah sekali mengekspresikan perasaan. Perasaan kecewa dan marah cuma bisa aku ekspresikan lewat sedih. Maka dari itu, aku lebih sering memendam perasaan. Memendam perasaan itu nggak baik loh. Karena aku kesulitan mengekspresikan perasaan secara langsung, aku lebih suka mengekspresikannya melalui tulisan. Aku sering secara random nulis curhatan di buku atau kertas. Entah kenapa sejak 2019 aku lebih sering mengekspresikannya di twitter atau blog. Mengekspresikan perasaan secara online sebenarnya kurang baik. Hal yang seharusnya menjadi hal privat jadi banyak diketahui orang. Termasuk aku merasakan akibatnya. Ada seseorang yang tahu akun anonimku bahkan blog ini. Untuk kamu yang tahu siapa aku di kehidupan nyata, please jangan bocorin curhatanku ke orang lain.
Komentar
Posting Komentar